Pola Asuh Orang Tua Menurut Pendapat Beberapa Ahli – Dalam mengelompokkan pola asuh orang tua dalam mendidik anak, para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda, yang antara satu sama lain hampir mempunyai persamaan. Di antaranya adalah sebagai berikut :
Dr. Paul Hauck menggolongkan pengelolaan anak ke dalam empat macam pola, yaitu :
- Kasar dan tegas
Orang tua yang mengurus keluarganya menurut skema neurotik menentukan peraturan yang keras dan teguh yang tidak akan di ubah dan mereka membina suatu hubungan majikan-pembantu antara mereka sendiri dan anak-anak mereka. - Baik hati dan tidak tegas
Metode pengelolaan anak ini cenderung membuahkan anak-anak nakal yang manja, yang lemah dan yang tergantung, dan yang bersifat kekanak-kanakan secara emosional. - Kasar dan tidak tegas
Inilah kombinasi yang menghancurkan kekasaran tersebut biasanya diperlihatkan dengan keyakinan bahwa anak dengan sengaja berprilaku buruk dan ia bisa memperbaikinya bila ia mempunyai kemauan untuk itu. - Baik hati dan tegas
Orang tua tidak ragu untuk membicarakan dengan anak-anak mereka tindakan yang mereka tidak setujui. Namun dalam melakukan ini, mereka membuat suatu batas hanya memusatkan selalu pada tindakan itu sendiri, tidak pernah si anak atau pribadinya.
Drs. H. Abu Ahmadi mengemukakan bahwa, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fels Research Institute, corak hubungan orang tua-anak dapat dibedakan menjadi tiga pola, yaitu :
- Pola menerima-menolak, pola ini didasarkan atas taraf kemesraan orang tua terhadap anak.
- Pola memiliki-melepaskan, pola ini didasarkan atas sikap protektif orang tua terhadap anak. Pola ini bergerak dari sikap orang tua yang overprotektif dan memiliki anak sampai kepada sikap mengabaikan anak sama sekali.
- Pola demokrasi-otokrasi, pola ini didasarkan atas taraf partisifasi anak dalam menentukan kegiatan-kegiatan dalam keluarga. Pola otokrasi berarti orang tua bertindak sebagai diktator terhadap anak, sedangkan dalam pola demokrasi, sampai batas-batas tertentu, anak dapat berpartisifasi dalam keputusan¬keputusan keluarga.
Menurut Elizabet B. Hurlock ada beberapa sikap orang tua yang khas dalam mengasuh anaknya, antara lain :
- Melindungi secara berlebihan
Perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuhan dan pengendalian anak yang berlebihan. - Permisivitas
Permisivitas terlihat pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka hati dengan sedikit pengendalian. - Memanjakan
Permisivitas yang berlebih-memanjakan membuat anak egois, menuntut dan sering tiranik. - Penolakan
Penolakan dapat dinyatakan dengan mengabaikan kesejahteraan anak atau dengan menuntut terlalu banyak dari anak dan sikap bermusuhan yang terbuka. - Penerimaan
Penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang pada anak, orang tua yang menerima, memperhatikan perkembangan kemampuan anak dan memperhitungkan minat anak. - Dominasi
Anak yang didominasi oleh salah satu atau kedua orang tua bersifat jujur, sopan dan berhati-hati tetapi cenderung malu, patuh dan mudah dipengaruhi orang lain, mengalah dan sangat sensitif. - Tunduk pada anak
Orang tua yang tunduk pada anaknya membiarkan anak mendominasi mereka dan rumah mereka. - Favoritisme
Meskipun mereka berkata bahwa mereka mencintai semua anak dengan sama rata, kebanyakan orang tua mempunyai favorit. Hal ini membuat mereka lebih menuruti dan mencintai anak favoritnya dari pada anak lain dalam keluarga. - Ambisi orang tua
Hampir semua orang tua mempunyai ambisi bagi anak mereka seringkali sangat tinggi sehingga tidak realistis. Ambisi ini sering dipengaruhi oleh ambisi orang tua yang tidak tercapai dan hasrat orang tua supaya anak mereka naik di tangga status sosial.
Danny I. Yatim-Irwanto mengemukakan beberapa pola asuh orang tua, yaitu :
- Pola asuh otoriter, pola ini ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua. Kebebasan anak sangat dibatasi.
- Pola asuh demokratis, pola ini ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya.
- Pola asuh permisif, pola asuhan ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berprilaku sesuai dengan keinginannya.
- Pola asuhan dengan ancaman, ancaman atau peringatan yang dengan keras diberikan pada anak akan dirasa sebagai tantangan terhadap otonomi dan pribadinya. Ia akan melanggarnya untuk menunjukkan bahwa ia mempunyai harga diri.
- Pola asuhan dengan hadiah, yang dimaksud disini adalah jika orang tua mempergunakan hadiah yang bersifat material atau suatu janji ketika menyuruh anak berprilaku seperti yang diinginkan.
Thomas Gordon mengemukakan metode pengelolaan anak, yaitu :
- Pola asuh menang
- Pola asuh mengalah
- Pola asuh tidak menang dan tidak kalah.
Menurut Syamsu Yusuf terdapat 7 macam bentuk pola asuh yaitu :
- Overprotection ( terlalu melindungi )
- Permisivienes ( pembolehan )
- Rejection ( penolakan )
- Acceptance ( penerimaan )
- Domination ( dominasi )
- Submission ( penyerahan )
- Over disipline ( terlalu disiplin )
Sedangkan Marcolm Hardy dan Steve Heyes mengemukakan empat macam pola asuh yang dilakukan orang tua dalam keluarga, yaitu :
- Autokratis (otoriter)
Ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua dan kebebasan anak sangat di batasi. Pembahasan selengkapnya bisa dibaca pada artikel ini : “Pola Asuh Otoriter dan Pengaruhnya Pada Anak “. - Demokratis
Ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Pembahasan lebih rinci dapat dibaca melalui artikel ini : “Pola Asuh Demokratis Sebagai Pola Asuh yang Cocok untuk Diterapkan Orangtua”. - Permisif
Ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. - Laissez faire
Ditandai dengan sikap acuh tak acuh orang tua terhadap anaknya. Ulasan lengkap bisa dibaca pada artikel ini : “Pola Asuh Laissez Faire, Memberikan Kebebasan Tanpa Batas Pada Anak“.
Jika dilihat dari berbagai macam bentuk pola asuh di atas pada intinya hampir sama. Misalnya saja antara pola asuh autokratis, over protection, over discipline. Dominasi, favoritisme, ambisi orang tua dan otoriter, semuanya menekankan pada sikap kekuasaan, kedisiplinan dan kepatuhan yang berlebihan.
Demikian pula halnya dengan pola asuh laissez faire, rejection, submission, permisiveness, memanjakan. Secara implisit, kesemuanya itu memperlihatkan suatu sikap yang kurang berwibawa, bebas, acuh tak acuh. Adapun acceptance (penerimaan) bisa termasuk bagian dari pola asuh demokratis.
[Manfaat Milagros Bagi Anak-anak dan Balita]
Itulah pengelompokan pola asuh orang tua kepada anak-anaknya menurut pendapat beberapa ahli. Semoga menjadi referensi bagi para orangtuaa dalam memilih pola asuh yang paling baik.